![]() |
Foto bersama pemangku kepentingan pendidikan Kab Pidie dengan USAID PRIORITAS |
SIGLI | Wakil
Bupati Pidie, M Iriawan mengajak semua pemangku kepentingan (stakeholder) bidang pendidikan di Pidie
untuk tetap melaksanakan dan mengembangkan metode pembelajaran yang telah
dirintis oleh USAID PRIORITAS terutama bagi sekolah mitranya, “Metode
pembelajaran aktif ini harus terus dilanjutkan oleh dinas pendidikan dan
sekolah lainnya untuk pemerataan akses pendidikan berkualitas dan pengembangan mutu
pendidikan Pidie yang lebih baik,” jelas Iriawan pada Rapat Pemangku
Kepentingan dan Penutupan Program USAID PRIORITAS di aula Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Pidie, Rabu (10/05/2017). Alasan bupati, karena sebanyak 38 orang
Fasilitator Daerah (Fasda) yang telah terlatih merupakan aset daerah dan dapat
melanjutkan pengabdiannya untuk peningkatan mutu pendidikan melalui Kelompok
Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Wabup menjelaskan selama 4 Tahun terakhir ini siswa semakin terampil dan mampu berinovasi dalam pembelajaran. “Banyak perubahan
yang terlihat dari pembelajaran tersebut, termasuk siswa semakin terampil dan dapat
melakukan inovasi baru, seperti yang kita lihat hari ini,” kata wakil bupati.
Kegiatan ini menampilkan demo media pembelajaran yang dilakukan oleh siswa MTsN
Sakti Kecamatan Sakti yang menampilkan perubahan energi menggunakan rangkaian
sederhana dan demo pembelajaran SDN Lueng Tahee Kecamatan Geulumpang Tiga yang
merangkai media alat pernafasan sederhana dengan menggunakan botol mineral,
sedotan dan balon. Para siswa menjelaskan cara merangkai dan metode penggunaan
secara ilmiah kepada wabup.
Dr Muhibbuddin, Governance and Management Specialist USAID
PRIORITAS mengatakan, kerjasama Pemerintah Kabupaten Pidie sudah berjalan
dengan sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan penyebaran pelatihan kepada guru
lainnya (diseminasi) secara mandiri dan hampir sebagian besar sekolah. “Pidie
merupakan kabupaten mitra kami yang paling banyak mendiseminasikan model
pelatihan guru yang dikembangkan oleh USAID PRIORITA,” kata Muhib. Antusias
guru untuk berlatih terbukti dari 339 SD/MI yang ada di Pidie, hanya tinggal 72
SD/MI lagi yang belum tersentuh pelatihan Praktik yang Baik. Sedangkan jenjang
SMP/MTs hanya tersisa 30 SMP/MTs dari 94 SMP/MTs di Pidie.”Hampir seluruh guru
mengikuti pelatihan atas inisiatif sendiri dan menggunakan uang sertifikasi
mereka, bahkan jika kami menghitungnya mencapai dua milyar lebih,” sebut
Muhibbuddin.
Pidie telah memiliki 8
SMP/MTs mitra USAID PRIORITAS dan sudah dilatih 178 orang guru/kepsek dan
komite dengan pendekatan Praktis, partisipatif, menggunakan banyak video,
praktik mengajar, dan pendampingan. Selain itu USAID telah menghibahkan 2.000
buku untuk meningkatkan budaya baca di sekolah mitranya dan menambah hibah
9.250 Buku Bacaan Berjenjang (B3) kepada 133 SD/MI untuk keterampilan membaca
dan pemahaman bacaan pada kelas awal SD/MI. “Semoga fasda terus diberdayakan
oleh pemkab, terutama dalam mengaktifkan Forum KKG/MGMP serta budaya membaca
terus ditumbuh berkembangkan seiring dengan meningkatnya kemampuan siswa
memahami bacaan,” harap Dr Muhibbuddin
Post a Comment