Foto bersama Stakeholder Pendidikan Bener Meriah,
Bupati, Ketua DPRK, Kapolres, Dandim, Disdik, Kemenag
REDELONG | Selama
4 tahun terakhir, siswa pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs) makin terampil dan
mampu berinovasi dalam pembelajaran. Hal tersebut disampaikan oleh Plt Bupati
Bener Meriah Drs Rusli M Saleh saat menutup Program USAID PRIORITAS di Kabupaten
tersebut, “Program ini telah berjalan selama 5 Tahun sesuai dengan masa
kepemimpinan kami, banyak perubahan yang terlihat pada pembelajaran itu, selain
terampil dan melakukan inovasi baru, kini intelektualitas siswa meningkat dan
mereka sudah berani tampil di depan umum seperti hari ini untuk memperagakan
media pembelajaran,” kata Bupati pada kegiatan yang bertajuk Rapat Pemangku
Kepentingan dan Penutupan Program USAID PRIORITAS di aula Kantor Bupati
setempat beberapa waktu lalu.
Dengan
akan berakhirnya program ini, bupati berharap dinas Pendidikan dan kepemimpinan
yang baru ini dapat terus memberdayakan fasilitator daerah (Fasda) yang
terampil untuk terus melatih guru, “Fasda merupakan aset daerah untuk terus
melatih guru dan meningkatkan mutu pendidikan, oleh karena itu mereka harus
diberi ruang untuk terus berkarya, melatih dan mendampingi guru,” ajak bupati.
Kegiatan
yang dihadiri Ketua DPRK, Kapolres, Dandim, Dinas Pendidikan, Kemenag, BKPP,
Kepala sekolah mitra dan Fasda tersebut menampilkan demo media pembelajaran
yang dilakukan oleh siswa SDN Lampahan mewakili jenjang SD/MI dan MTsN Janarata
mewakili jenjang SMP/MTs.
Jenjang
SD/MI menampilkan cara membuat dan memanfaatkan Periskop sederhana dengan
menggunakan media karton dan cermin bekas. “Periskop ini biasa digunakan pada
kapal selam dan kami membuatnya secara sederhana untuk mengetahui fungsi dan
kegunaannya,” jelas siswa SD tersebut. Sementara itu, jenjang SMP/MTs
menjelaskan tentang Perkembangbiakan tumbuhan generatif dan vegetatif dengan
menggunakan biji-bijian dan mengetahui fungsi serta jangka waktu pembibitan
sesuai dengan kearifan lokal.
Ridwan
Ibrahim, Koordinator USAID PRIORITAS mengatakan kerjasama dengan Pemerintah
Kabupaten Bener Meriah sudah berjalan dengan sangat baik. Hal ini dibuktikan
dengan hasil evaluasi dan dokumentasi praktik baik yang dikumpulkan dari
sekolah mitra dan fasda. “Dari hasil evaluasi dan praktik baik yang
dikembangkan di sekolah mitra membuktikan kemajuan dalam program ini dan kami
sangat berharap program ini dapat terus dilanjutkan sekolah mitra, umumnya di
sekolah lainnya di Bener Meriah,” kata Ridwan.
Ridwan
juga berharap bahwa pertemuan ini merupakan kesempatan yang baik untuk
mempersamakan persepsi dan strategi keberlanjutan pasca program ini berakhir.
Lanjutnya, Bener Meriah telah memiliki 38 Fasda bidang pembelajaran dan
manajemen sekolah SD/MI dan SMP/MTs serta Fasda Buku Bacaan Berjenjang untuk
membaca kelas awal SD/MI. Sebanyak 23 sekolah menjadi mitra USAID PRIORITAS dan
sudah dilatih 353 orang guru/Kepsek dan komite dengan pendekatan Praktis,
partisipatif, menggunakan banyak video, praktik mengajar, dan pendampingan.
Selain itu USAID telah menghibahkan 3.450 buku untuk meningkatkan budaya baca
di sekolah mitranya dan menambah hibah 6.750 Buku Bacaan Berjenjang (B3) kepada
90 SD/MI untuk keterampilan membaca dan pemahaman bacaan pada kelas awal SD/MI.
Program
ini juga telah didiseminasi (di sebarluarkan secara mandiri) pada sekolah 115
sekolah dengan total peserta yang telah dilatih 747 menggunakan dana BOS dan
mandiri sebesar Rp 425.000.000. Dampak dari program ini pada sekolah mitra,
terjadi perubahan / peningkatan dalam peran guru mengajar, sikap dan kegiatan
siswa, peningkatan kinerja siswa, minat dan kemampuan baca, lingkungan sekolah,
manajemen sekolah dan partisipasi masyarakat.
Dalam pertemuan ini diungkapkan beberapa
tantangan dan peluang bagi kemajuan pendidikan di Bener Meriah, diantaranya
Fasda yang selalu diberdayakan untuk melatih dan mendampingi sekolah/madrasah,
terutama untuk tetap berkomitmen melaksanakan praktik yang. Pemilihan sekolah
“praktik yang baik” yang siap untuk berbagi pengalaman mereka dan Forum
KKG/MGMP yang telah berjalan dengan baik sebagai ajang bagi guru pembelajar
untuk saling membelajarkan, agar budaya membaca terus ditumbuh berkembangkan
seiring dengan meningkatnya kemampuan siswa memahami bacaan, “Kita harus terus
tumbuh kembangkan budaya baca, terutama di sekolah agar anak-anak kita menjadi
insan yang handal dikemudian hari,” jelas Ridwan Ibrahim.
Post a Comment