Fasilitator mengarahkan rancangan media pembelajaran
sederhana tentang sistem pernafasan manusia menggunakan botol, balon dan
sedotan, pembelajaran aktif ini akan diterapkan di SD-MI
Koordinator USAID Prioritas Aceh, Ridwan Ibrahim
mengatakan, metodogi pembelajaran aktif terbagi dalam empat modul, yakni
pembelajaran kontekstual, pendekatan saintifik, keterampilan informasi dan
pemahaman konten materi, “Khusus Modul IV ini lebih memfokuskan pada penguatan
konten materi dan cara mengajarnya dengan pendekatan pembelajaran aktif,” jelas
Ridwan. Menindaklanjuti ToT tersebut, nantinya para fasda akan melatih guru
melalui forum KKG (Kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata
Pelajaran) di daerahnya masing-masing, “Pemerintah daerah akan memfasilitasi
para guru untuk terus berlatih melalui forum KKG dan MGP untuk meningkatkan
profesionalisme guru,” kata Ridwan.
Sementara ini salah seorang peserta, Nia Rahmianum
mengatakan, dari pelatihan modul IV ini terungkap ada miskonsepsi guru terhadap
konsep materi pembelajaran, seperti pada matematika tentang aljabar,
"Beberapa miskonsepsi pada aljabar, terutama definisi tentang koefisien
dan konstanta, serta saat merubah bentuk aljabar menjadi bentuk cerita,” kata
Rahmi yang juga berprofesi sebagai guru di SMPN 4 Percontohan Aceh Tamiang.
Lain dengan Rahmi, Raudhatul Fuad, guru MIN Ulee Glee Pidie Jaya menekankan
pentingnya pendampingan bagi guru pasca pelatihan di KKG/MGMP, “Proses
pendampingan tidak boleh menghakimi dan kita harus dapat menggring guru untuk
menemukan kekurangannya serta guru didorong untuk membuat rencana perbaikan
bagi peningkatan profesionalismenya,” kata Raudhatul yang menekannkan hal-hal
yang positif harus dikedepankan saat pendampingan.
Pelatihan ini memfokuskan pada 3 mata pelajaran (Mapel).
Yaitu literasi/bahasa Indonesia, matematika, dan IPA. Miskonsepsi sering
terjadi dalam pembelajaran matematika, sedangkan sulit mengajar kebanyakan teks
berbasis fakta dan fiksi secara aktif dan keterbatasan penguasaan guru dalam
mengajarkan ‘membaca permulaan’ pada Mapel Literasi/Bahasa Indonesia.
Penyusun modul IV ini melibatkan para dosen dari 16 Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) mitra USAID Prioritas, antaranya Unsyiah
dan UIN Ar Raniry. “Pelibatan para dosen LPTK dalam penyusunan Modul ini agar
setelah program USAID Prioritas selesai, para dosen dapat melanjutkan
pengembangan modul pelatihan lainnya untuk guru yang lebih menekankan pada
kegiatan praktik dan menggunakan pendekatan aktif,” jelas Ridwan. Saat ini
Unsyiah sendiri sudah merencanakan membentuk Unit Pengembangan Layanan
Pendidikan Dasar dan Menengah di bawah LP3M (Lembaga Pengembangan Pendidikan
dan Penjamin Mutu) Unsyiah sesuai dengan arahan Rektor
Post a Comment