BANDA ACEH | Dalam salah satu kesempatan terbatas
sembari mencicipi kopi, beberapa pegiat media sosial yang bergerak di bidang
pariwisata dan duta wisata menggelar diskusi terkait promosi wisata Aceh yang
saat ini ikut serta dalam kompetisi wisata halal nasional.
Diskusi sembari ngopi
yang difasilitas oleh Bagian Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
(Disbudpar) Aceh, ini sebagai bentuk koordinasi untuk memantapkan strategi
Pemerintah Aceh melalui Disbudpar Aceh setelah beberapa waktu lalu mengenalkan
branding "The Light of Aceh" atau "Cahaya Aceh" kepada
sejumlah komunitas daring.
"Respon baik dari
Disbudpar Aceh ini tentu membuat kami yakin, hadirnya branding terbaru ini akan
memberikan dampak untuk menjadikan Aceh sebagai World's Best Halal Cultural
Destination 2016," jelas Rizki, mahasiswa Aceh yang menuntut ilmu di
Yogyakarta yang baru-baru ini keliling memotret keindahan Aceh Besar.
Menurut Rizki, kompetisi
wisata halal nasional yang diikuti oleh Disbudpar Aceh sudah seharusnya
menyasar sejumlah tempat publik yang memiliki massa.
"Untuk menarik
minat masyarakat dalam voting nanti, Disbudpar Aceh juga harus memanfaatkan
warkop yang memiliki fasilitas WiFi untuk bisa merubah home login akses
internet dengan logo branding terbaru dan laman yang mengarah langsung pada
voting wisata halal untuk memilih Aceh," paparnya di Nacha Cafe Lampineung
Banda Aceh, Jum'at (29/7/2016) lalu.
Sementara itu, Ketua
Serikat Agam Inong Nanggroe (SAIN) Aceh dari perwakilan duta wisata, Reyhan
Gufriyansyah juga menyampaikan ide untuk merangkul seluruh anggota SAIN agar
terlibat aktif dalam mengkampanye wisata halal ini.
"Anggota SAIN Aceh
siap untuk membranding The Light of Aceh serta mendukung dan mewujudkan Pesona
Cahaya Aceh menjadi World's Best Halal Cultural Destination 2016, kami juga
akan minta fasilitasi dari Disbudpar Aceh untuk membuat pertemuan dengan
seluruh anggota SAIN yang tersebar disejumlah kabupaten/kota serta selegram
agar menjadi endorser dalam kampanye wisata halal ini," sebutnya.
Adanya anggota SAIN Aceh
dan selegram, tambah Reyhan, diharapan mampu untuk mengenalkan branding baru
Aceh serta mempromosikan Aceh sebagai Destinasi Halal.
"Selegram bisa
memberikan pengaruh besar yang positif untuk para pengikutnya, dari konten yang
diposting di akun-akun pribadi media sosialnya," sebut duta wisata
asal Meulaboh ini.
Hingga saat ini, secara
resmi Disbudpar Aceh juga menyatakan telah mendaftar dalam kompetisi wisata
halal nasional, yang nantinya akan segera digelar voting mulai 18 Agustus
hingga 7 September mendatang.
"Saat ini kita juga telah menyiapkan ragam konten semenarik mungkin
untuk menarik minat masyarakat agar nantinya ikut dalam voting wisata halal
yang akan dimulai 18 Agustus nanti. Kita harap adanya koordinasi dengan pegiat
media sosial dan duta wisata ini tentu bisa membantu kita agar terbentuknya
interaksi dan dukungan dari masyarakat secara luas," harap M. Syahputra,
Kasi Promosi Bidang Pemasaran Disbudpar Aceh.
Post a Comment