Back to top
Selamat datang di Media Online Aceh News
||==> MARI KITA DOAKAN SAUDARA KITA ATAS MUSIBAH TSUNAMI PADA TANGGAL 26 DESEMBER 2004 >==||

Membangun Syariat dari Ruang Apresiasi

Friday, 18 March 2016 0 Komentar

- OPINI -


Pasca pembubaran acara pemilihan model Aceh, dengan tema “Indonesian Model Hunt 2016”, di Aula Grand Nanggroe Hotel, Banda Aceh. oleh Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, dan yang terbaru larangan sanksi terhadap pihak penyelenggara konser Bergek pada Sabtu Malam (12/3/2016), di Taman Ratu Safiatuddin. Oleh Pemko Banda Aceh

Lantas kenapa sekarang ini ramai sekali orang memperbincanngkan soal ini? Ya wajar saja karena yang melakukan aksi ini orang nomor satu di Banda Aceh. Dizaman ketika semua hal adalah panggung, apa sih yang tidak diriuhkan? yang mendukung ingin pamer bahwa dia pintar dan toleran, yang menolak ingin diakui bahwa mereka adalah orang yang paling alim dan suci. 

Pertanyaan kita sikap walikota Apakah murni syariah atau hanya sekedar untuk gong politiknya, disatu sisi masyarakat kota banda Aceh butuh ruang apresiasi, sisi lain pemerintah tidak menyiapkan itu, dan ketika ada kelompok atau komunitas yang menyelenggarakan ruang tersebut, pemerintah tidak hadir untuk mengawal.

Secara umum pelaku utama kreativitas  adalah teman muda, anak muda miliki kekuatan energi serta waktu membangun sesuatu yang positif atau negatif dan sarat semangat kreatif dalam berproses, hal ini terus bergerak secara kontinyue. Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2015 jumlah pemuda (anak muda) mencapai 62,4 juta orang. Itu artinya, rata-rata jumlah pemuda 25 persen dari proporsi jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan.

Pemerintah Kota harus berubah ritme membangun kepemudaan, mencoba pendekatan baru merangkul teman muda yang peka terhadap issu social yang terjadi disekitar kita, Perlu memperkuat peran anak muda melalui peningkatan kapasitas dan kualitas mereka sebagai sosok yang berpengetahuan, berketerampilan dan berintegritas sebagai wujud pemuda berkarakter (Indonesia Youth Forum (IYF) 2015)

Pemerintah Kota harus memetakan dan merangkul komunitas muda melalui ruang apresiasi, pengkaryaan atau semacamnya, sehingga ada ruang bagi kaum muda untuk berekspresi, faktanya yang terjadi pemuda membuat sendiri ruang apresiasi dan lepas dari pengawasan masyarakat apalagi pemerintah. kita tidak pernah tau apa yang dilakukan komunitas muda, baru ramai ketika ada respon pemberitaan media.

Ruang apresiasi untuk komunitas muda dimulai dari kota Banda Aceh yang disebut lab-nya Aceh. harapannya ada efek domino dan bergerak ke kabupaten kota lain.

Kenapa harus ada ruang apresiasi atau sejenisnya, ruang apresiasi membuka akses bagi kaum muda untuk terlibat, saat ini keliatannya di ranah pelaku seni, dan organisasi kepemudaan orang itu itu saja, minim produksi generasi kaum muda baru sebagai estapet keberlanjutan, sehingga kenyamanan elit-elit seni atau organisatoris.

Sudah menjadi kewajiban bagi siapapun penguasa untuk membuka ruang dan melakukan pengawalan terhadap ruang tersebut agar dapat berjalan sesuai visi dan misi serta jargon yang sedang dibangun di Banda Aceh sebagai Kota Madani

Ruang apresiasi dapat berbentuk infraktruktur dan non infraktruktur harus banyak dan beragam layaknya ruang terbuka hijau karena komunitas muda punya beragam skill dan kemampuan. Pada akhirnya teman muda aktif dan sibuk dengan karya-karya serta kegiatan positif

       Penulis:


Faisal Ilyas, 0852 6015 3488 
Share this article :

Post a Comment

 
Copyright © 2017. Aceh News - All Rights Reserved

Distributed By Aceh News | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile JOIN AS WWW.ACEH NEWS.COM PLEASE CONTACT : 08126943363

Proudly powered by Aceh News