Dulu
banyak warga dunia berharap perang dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur
berakhir, agar perdamaian dunia bisa terwujud. Setelah perang dingin berakhir,
ternyata harapan itu masih jauh dari kenyataan: perdamaian antar umat manusia,
antar bangsa, antar negara, sampai sekarang ini belumlah terwujud, hari ini
dunia masih dipenuhi pergolakan dan perang, yang menyebabkan warga bangsa harus
kehilangan kehidupan.
Di
tengah pergolakan bangsa-bangsa di dunia, bangsa kita pun masih terus menerus
diuji menghadapi banyak persoalan, baik ekonomi, politik, sosial budaya, yang
dari dulu sampai sekarang tidak kunjung selesai.
Seperti
ilalang yang tidak mengenal musim, selalu tumbuh di ladang.
Kemiskinan
serta kesenjangan hidup semakin lama semakin lebar.
Korupsi
merajalela, tanpa rasa malu dan takut akan dosa, perampokan uang negara, suap
menyuap, semakin massif, melibatkan banyak pejabat tinggi negara.
Persatuan
Nasional rapuh, rentan terhadap bibit-bibit perpecahan yang mengkhawatirkan.
Hari
ini, di tengah hiruk pikuk persoalan dunia dan banyaknya masalah yang merundung
bangsa kita, beberapa bulan ini jalan perjuangan GEMA PERKASA INDONESIA sudah
kita lewati bersama, dalam suka dan duka.
Dan
selama ini, serta di masa-masa yang akan datang, di mana pun arenanya, dengan
segenap kemampuan yang kita miliki, kita akan terus berjuang, menyuarakan
dengan lantang pikiran-pikiran kita, posisi kita, pandangan kita dalam
menyelesaikan persoalan bangsa yang kita cintai ini.
Sampai
pada saat nya nanti kita bisa menyaksikan serta merasakan Indonesia menjadi
bangsa besar bermartabat, masyarakatnya adil makmur, aman sejahtera, lahir
maupun batin.
Kemerdekaan
adalah berdikari, membangun bangsa di atas kaki kita sendiri, tidak sudi
menjadi hamba dan dijajah kembali, oleh bangsa serta negara manapun di bumi
ini.
Dengan
menjadikan Pancasila sebagai filosofi, pedoman serta arah dalam berbangsa dan
bernegara.
Indonesia
adalah Negara besar, membutuhkan konsep besar dengan jiwa-jiwa besar, dalam
membangun Bangsa. Dan konsep besar tersebut telah dirumuskan oleh para pendiri
Bangsa kita, Bung Karno salah satunya.
Konsep
besar tersebut adalah Pancasila. Dengan Pancasila Bangsa kita bisa memperbaiki
keadaan-keadaan di dalam masyarakat, sehingga masyarakat yang pincang, akibat
dari sistem yang Liberal Kapitalistik, bisa berubah menjadi masyarakat yang
sempurna, tidak ada lagi kaum tertindas, tidak ada lagi kaum yang celaka dan
tidak ada lagi kaum yang papa sengsara.
Demokrasi
Pancasila adalah demokrasi yang menolak demokrasi liberal, demokrasi model
barat yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dan telah terbukti
menyebabkan pemerintahan tidak stabil, selalu menimbulkan friksi antar partai
politik, saling jegal antar golongan politik, melemahkan persatuan nasional,
menyebabkan ego sentrisme kelompok, golongan, serta kedaerahan.
Demokrasi
liberal hanya mengejar persamaan di lapangan politik, tetapi mengabaikan
persamaan sosial ekonomi.
Yang
akan unggul dan selalu menang adalah para pemilik modal, yang menguasai semua
alat propaganda, seperti lembaga pendidikan, media massa, universitas, dan
lain-lain.
Dengan
kekuasaan modalnya, mereka bisa membeli panitia pemilihan, bahkan bisa membeli
suara rakyat yang terjepit kemiskinan.
Sekalipun
setiap warga negara dianggap punya hak yang sama di lapangan politik, tetapi
pada kenyataannya hampir semua lembaga politik dikontrol kaum pemilik modal,
termasuk di dalam penyusunan undang-undang.
Demokrasi
Pancasila adalah demokrasi massa rakyat, tidak hanya sebatas demokrasi politik
saja, tetapi juga menegakkan demokrasi ekonomi, di tengah-tengah rakyat.
Demokrasi Pancasila adalah pengejawantahan demokrasi politik sekaligus
demokrasi ekonomi.
Karena
demokrasi bagi bangsa Indonesia, bukanlah semata-mata sebagai alat teknis untuk
mencapai sesuatu tujuan, tetapi adalah satu kepercayaan, yang memiliki corak
nasional, satu corak kepribadian kita, satu corak yang tidak harus sama dengan
demokrasi yang digunakan negara lain.
Pancasila
menjadikan demokrasi tidak hanya sekedar alat politik, tetapi demokrasi yang
menjunjung tinggi kemanusiaan, demokrasi yang mengatur persamaan hak dalam
kehidupan sosial ekonomi, dengan menjadikan rakyat banyak sebagai subjek utama
dalam membangun kehidupan ekonomi, sehingga hidup tidak hanya tergantung kepada
upah, menjadi kuli di negeri sendiri, menjadikan bayangan hari depan penuh
dengan kecemasan.
Indonesia
merdeka dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, didirikan oleh para
pendiri bangsa kita, dengan segenap jiwa dan raga, dengan mengorbankan darah
serta air mata, bukan untuk diserahkan kembali kepada kekuatan Asing, ataupun
ditujukan hanya kepada satu golongan tertentu, untuk menikmati hidup dengan
kekayaan yang menumpuk, aset di mana-mana, ratusan ribu hektar lahan
dikuasainya, tetapi untuk seluruh rakyat Indonesia.
Kita
hendak mendirikan satu bangsa semua buat semua. Bukan satu orang, bukan buat
satu golongan, baik golongan bangsawan maupun golongan orang kaya, tetapi semua
buat semua.
Indonesia
merdeka karena keinginan luhur yang kuat dari seluruh rakyat Indonesia, bukan
hanya hasil jerih payah segelintir orang. Kemerdekaan Indonesia adalah pintu
gerbang untuk mewujudkan kebahagian hidup bersama di atas satu bahasa, satu
bangsa dan satu tanah air Indonesia, dengan melindungi segenap bangsa,
memajukan kesejahteraan umum, dengan menjadikan kekayaan yang berlimpah ruah
ini dikelola bersama, untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Indonesia, bukan
hanya untuk kesejahteraan individu atau satu golongan tertentu.
Kemerdekaan
Indonesia adalah ruang bagi bangsa Indonesia untuk membentuk kepribadian
nasional yang kuat dan mandiri, bersendikan gotong royong, yang di dalamnya
berisi jiwa-jiwa patriot bangsa yang rela berkorban demi kemajuan serta
kebahagian hidup bersama dalam kerukunan serta kesejahteraan.
Jika
setelah 75 tahun kita memproklamirkan kemerdekaan, kesenjangan serta kemiskinan
terus dialami oleh bangsa Indonesia, berarti ada kesalahan dalam konsep
pembangunan bangsa Indonesia.
Kesalahan
konsep, akibat menyeleweng dari cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945,
menyeleweng dari filosofi Pancasila, sebagai pedoman dan arah dalam membangun
Indonesia Merdeka.
Maka
dari itu, bila kita memang bersungguh-sungguh ingin melaksanakan Pancasila,
kita harus berani membuat langkah besar, untuk membuang penyakit yang
menggerogoti bangsa Indonesia selama ini:
Pertama,
hentikan liberalisme, melalui UU negara harus mengontrol penguasaan
sumber-sumber kehidupan, dengan menjadikan rakyat Indonesia sebagai subyek
utama. UU harus tegas berpihak kepada rakyat Indonesia, bukan justru
menempatkan modal asing, serta segelintir orang untuk menguasai kekayaan
Indonesia, karena akan berimbas kepada kehidupan ekonomi, sosial dan politik
yang tidak sehat.
Jangan
sampai kehidupan politik menjadi alat yang dikontrol segelintir orang kaya
tersebut untuk melindungi kepentingannya.
Kedua,
penguasaan Agraria yang menjadi dasar utama kehidupan Berbangsa dan Bernegara
harus diatur dengan semangat Pasal 33 UUD 1945, dengan pelaksanaannya bercermin
kepada UUPA 1960.
Ketiga,
membangun sistem perpajakan yang Adil dan Tegas.
Karena
banyak indikasi justru perusahaan besar serta segelintir orang-orang kayalah
yang sering bermain sulap untuk urusan pajak, Negara harus membentuk Badan
Khusus untuk mengejar para wajib pajak yang tidak mau membayar pajak tersebut,
karena inilah yang sesungguhnya membahayakan kehidupan dalam Berbangsa dan
Bernegara
Karena
dari uang pajak tersebut negara bisa melaksanakan pembangunan, baik fisik,
maupun sumber daya manusia Indonesia, melalui pendidikan yang tidak
berorientasi profit, adanya jaminan kesehatan dan jaminan sosial lainnya,
dengan semangat melindungi segenap bangsa Indonesia.
Sistem
yang baik akan menghasilkan manusia-manusia Indonesia yang baik pula.
Di
dalam sistem tersebut, untuk mewujudkan Masyarakat Adil Makmur, Sejahtera Lahir
dan Batin, memang membutuhkan Negara serta kepemimpinan yang kuat, kepemimpinan
yang berakar serta mengemban amanat rakyat Indonesia, yang pikiran, hati, serta
jiwa raganya semata-mata untuk kepentingan rakyat, kepentingan bangsa serta
kepentingan negara, bukan kepemimpinan yang hanya menjadi alat dari golongan
tertentu, bukan kepemimpinan yang hanya mengedepankan otoritas serta hak nya,
yang pada akhirnya kembali menindas serta menyakiti rakyatnya sendiri.
Kepemimpinan
adil, yang diidam-idamkan serta ditunggu-tunggu oleh rakyat Indonesia sejak
jaman dulu, jaman kolobendu, jaman kegelapan, jaman penjajahan.
Kepemimpinan
Pancasila, yang menjadikan Pemimpin sebagai penyambung lidah rakyatnya, melaksanakan
amanat penderitaan rakyatnya, seperti pemikiran serta cita-cita para pendiri
bangsa kita yang dituangkan dalam Pembukaan UUD Proklamasi 1945 maupun Batang
Tubuhnya.
Dengan
demikian, prasangka Pancasila hanya sebagai kedok politik atau menjadi alat politik
kekuasaan semata seperti yang dilakukan oleh rezim pada masa sebelumnya, sirna
dari dalam sanubari rakyat Indonesia.
Mari,
dalam situasi apapun, sebagai bangsa yang telah ditempa oleh berbagai
persoalan, kita tidak boleh cemas atau berkecil hati, kita harus terus maju,
memperbaiki kesalahan yang pernah terjadi, menyingkirkan siapapun yang
menghalangi niat kita.
Dengan
memohon kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, mari kita bangkit bersama,
mewujudkan kesejahteraan sosial, membangun Persatuan Nasional yang kokoh, dengan jalan memenangkan Pancasila!
Salam
Gotong Royong...!!!
Jakarta,
19 November 2017
*GEMA PERKASA INDONESIA*
*GLESOS
YOGA MANDIRA*
Ketua Umum
*IPUNK SATRIANI*
Sekretaris Jenderal
"Bergerak
dan Berjuang untuk Indonesia yang Mandiri, Berdaulat, dan Berkepribadian"
Ditulis Oleh : Adhi
*GEMA
PERKASA INDONESIA*
Post a Comment