BANDA ACEH | Naskah-naskah
kuno yang berkaitan dengan Shalawat serta puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW
masih tersimpan di Aceh, mayoritasnya dihiasi dengan iluminasi dan ilustrasi yang
indah. Keindahan naskah kuno tersebut menghias teks-teks yang memuji keagungan
Nabi Muhammad SAW. Biasanya hiasan tersebut ditempatkan pada awal halaman
dan di akhir halaman, sebagai penghormatan, serta kemuliaan kepada Nabi
Muhammad SAW yang paling mulia.
Hadirnya
naskah-naskah kuno (manuskrip) yang indah dengan beragam hiasan menunjukkan
kecintaan para orang-orang terduhulu yang menjunjung kelahiran dan kehidupan
Nabi dengan teks-teks selawat kepada Nabi, biasanya teks-teks seperti Dalail
al-Khairat, Selawat Nabi dan Barzanji lainnya akan menghiasi indahnya
tulisan-tulisan pujian tersebut.
Pemilik
kuliner Apam Aceh, Mukhlis Abubakar memperlihatkan kepada wartawan media ini melalui
ponselnya beberapa manuskrip miliknya yang telah diposting di situs hermankhan.com. Ia bangga melihat
manuskrip koleksi miliknya yang telah di posting oleh Herman melalui situsnya
itu. Menurut Mukhlis, saat ini masih banyak naskah kuno yang tersimpan di tempatnya.
Selain itu, ada pula sejumlah naskah kuno yang masih dipegang oleh pemiliknya masing-masing
di sejumlah daerah.
Mukhlis
menjelaskan, kondisi manuskrip saat ini terancam mengalami kerusakan. Karenanya, dibutuhkan langkah digitalisasi agar keberadaan naskah yang tak
ternilai harganya itu tetap dapat di simpan dengan baik. kalau tidak terus rusak dimakan usia. Karena itu, beliau berharap ada upaya
digitalisasi untuk menyelamatkan naskah kuno tersebut.
"Ya
bisa semakin terancam rusak (jika tidak di digitalisasi Red)", kata Mukhlis, di
tempat usaha kulinernya yang beralamat di Jalan Peulangi Nomor 17 (Dekat SMA
Adidarma) Kampung Mulia Banda Aceh, beberapa watu lalu.
Lanjut
Mukhlis, nantinya akan membuka galeri tempat penyimpanan sejumlah naskah-naskah
kuno beserta Guest House, dan bagi para penggunjung yang ingin melihat
naskah-naskah tersebut dapat menggunjungi tempat yang nantinya akan dibuka
tersebut
Mukhlis berharap, ada upaya digitalisasi naskah-naskah kuno di Aceh. Dengan demikian,
keberadaannya tetap terjaga dan tidak rusak hingga generasi penerus yang akan
datang dapat dengan mudah melihatnya
Post a Comment