KARANG BARU | Dinas Pendidikan Aceh Tamiang, Drs. Ikhwannuddin,
akan mengalokasikan sejumlah anggaran untuk peningkatan mutu pendidikan dasar
yang salahsatunya dengan cara menetapkan sekolah-sekolah model pembelajaran dan
manajemen berbasis praktik yang baik. “Kita harapkan setiap Unit Pelaksana
Teknis Dinas Pendidikan memiliki minimal satu sekolah model setiap jenjang di
wilayahnya sebagai tempat belajar bagi guru lain,” kata Ikhwannuddin, saat
menutup kegiatan Pelatihan Modul 4 USAID PRIORITAS yang diikuti oleh 40 fasilitator
daerah di SMPN 1 Kuala simpang, Rabu (15/3/2017).
Kadisdik berharap fasilitator daerah tetap berkomitmen dan
menjadi motor penggerak untuk peningkatan praktik yang baik di sekolah-sekolah
pasca berakhirnya program USAID. Pembenahan utama dimulai dari Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) agar kepala sekolah, komite, wali murid dan masyarakat
secara bersama solid menggerakkan sekolah berkualitas dan permodelan.”Kita akan
mengeluarkan SK kepada para fasilitator kita untuk tetap melanjutkan praktik
yang baik di sekolah, KKG, MGMP dan merencanakan unjuk karya praktik yang baik
bagi sekolah-sekolah kita,” jelas kepala dinas.
Koordinator USAID Prioritas Aceh Tamiang, Rahmi Jafar
menjelaskan bahwa Modul 4 ini melengkapi tiga modul sebelumnya yang sudah
dilatihkan kepada 24 SD/MI dan SMP/MTs mitra di Aceh Tamiang, yaitu modul 1
PAKEM/pembelajaran kontekstual, modul 2 pendekatan saintifik, dan modul 3
keterampilan informasi. Lebih lanjut Rahmi menjelaskan, salah satu materi yang
diajarkan adalah tentang miskonsepsi saat mengukur segitiga. Selama ini, ‘garis
tinggi’ segitiga selalu digambarkan tegak. Garis tinggi didefinisikan sebagai
garis yang ditarik dari titik sudut secara tegak lurus terhadap alas, dan alas
selalu dianggap berada di bagian bawah segitiga dan horisontal. Akibatnya,
siswa mengalami kesalahan dalam menentukan garis tinggi segitiga yang miring.
Padahal, alas itu lebih tepat digambarkan sebagai ‘sisi’ di
hadapan titik sudut tersebut atau perpanjangan sisi tersebut dalam hal segitiga
tumpul. Maka, garis tinggi segitiga tepatnya didefinisikan sebagai garis yang
ditarik dari titik sudut tegak lurus terhadap sisi di hadapannya atau terhadap
perpanjangan sisi tersebut. “Miskonsepsi sering terjadi dalam pembelajaran
matematika, sedangkan sulit mengajar kebanyakan teks berbasis fakta dan fiksi
secara aktif dan keterbatasan penguasaan guru dalam mengajarkan membaca
permulaan pada Mapel Literasi atau Bahasa Indonesia.” Jelas Rahmi. Pada
pelatihan ini difokuskan pada 3 mata pelajaran, yaitu literasi/bahasa
Indonesia, matematika, dan IPA. ***
Post a Comment