Back to top
Selamat datang di Media Online Aceh News
||==> MARI KITA DOAKAN SAUDARA KITA ATAS MUSIBAH TSUNAMI PADA TANGGAL 26 DESEMBER 2004 >==||

USAID Dampingi Guru Tingkatkan Mutu Pembelajaran

Friday, 30 September 2016 0 Komentar

 Direktur Program USAID PRIORITAS Stuart Weston, sedang mengamati gambar hasil karya siswa kelas V SDN Ngoto Yogyakarta, Senin (19/92016) yang ditempel di dinding sekolahnya

YOGYAKARTA | Badan Pembangunan Internasional Amerika (USAID) melalui program PRIORITAS (Prioritizing Reform Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students) melatih puluhan fasilitator Nasional dari 7 Provinsi, (Aceh, Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan) dengan kemampuan mengamati dan mengidentifikasi kekuatan dan masalah dalam pembelajaran, termasuk memikirkan alternatif pemecahan masalah sekaligus menerapkannya dalam kegiatan pendampingan kepada guru.

Kegiatan ini dilaksanakan di Yogyakarta, Senin (19/92016) selama 6 hari yang dibagi dua angkatan untuk fasilitator pembelajaran SD/MI dan SMP/MTs

“Banyak fasilitator yang masih sulit menemukan hal-hal dalam pemecahan masalah pada proses pembelajaran yang mereka dampingi. Mereka juga kesulitan memberi masukan untuk perbaikan pembelajaran. Untuk itu kami melatih fasilitator agar mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sebuah pembelajaran, dalam melakukan pendampingan terhadap guru”, itu terlihat dari hasil pengamatannya, kata Stuart Weston Direktur Program USAID PRIORITAS di sela-sela acara.

Pada pelatihan tersebut, para peserta dilatih melakukan pengamatan proses pembelajaran melalui tayangan 7-8 video. Lalu mereka membahas kekuatan atau permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran pada video tersebut, dan mendiskusikan pemecahannya yang dipandu oleh beberapa orang dalam diskusi itu. Hasil pertemuan dan permasalahan pembelajaran dalam kelompok kecil tuangkan dalam pleno. Fasilitator juga dibekali dengan keterampilan melakukan pendampingan dengan pertanyaan-pertanyan menggali agar guru menjadi praktisi yang reflektif. 

Menurut Ujang Sukandi, spesialis pelatihan guru USAID PRIORITAS, secara umum ada 3 hal penting yang harus dilakukan fasilitator dalam melakukan pendampingan pembelajaran. Pertama, memberi kesempatan guru untuk memberikan komentar terhadap pelaksaan pembelajaran yang dilakukannya terlebih dahulu. Lalu, beri apresiasi kepada guru terhadap hal-hal yang positif dalam pembelajaran. Hal ini penting untuk memberi motivasi kepada guru agar lebih berani melakukan inovasi. Kedua, minta kepada guru menyampaikan refleksinya terkait hal-hal yang penting dalam pembelajarannya, dan Ketiga, minta guru untuk memikirkan perbaikan pembelajaran, kemudian tawarkan ide perbaikan atau pengembangan, dari yang penting tersebut, misalnya tentang penugasan yang diberikan kepada siswa-siswi di kelas.

”Kalau proses pendampingan ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka guru bisa membuat perencanaan perbaikan atau pengembangan pembelajaran berdasarkan hasil identifikasi kekuatan dan masalah tadi agar peningkatan mutu pembelajaran di kelas lebik baik”, kata Ujang.

Fasilitator pembelajaran kelas awal yang juga guru SDN Lhoksukon Aceh Utara, Mawarni menuturkan, pelatihan ini sangat penting untuk membekali kemampuannya mengidentifikasi keberhasilan dan permasalahan dalam pembelajaran, terutama agar guru yang didampingi menjadi lebih terbuka untuk melakukan perbaikan pembelajaran.

Sementara Ahmad Hanafi, fasilitator pembelajaran bahasa Indonesia yang juga guru MTsN 2 Tangerang Banten menyebutkan, kemampuannya menganalisis pembelajaran menjadi lebih baik lagi.

“Saya juga mendapatkan teknik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran saya di kelas,” katanya. 

Pada hari terakhir pelatihan, peserta diajak untuk mempraktikkan keterampilan identifikasi kekuatan dan masalah tersebut serta keterampilan pendampingan di sekolah, yaitu di SDN Ngoto dan SMPN 5 Sleman, Yogyakarta. Mereka mengamati kegiatan pembelajaran di kelas dan mempraktikkan kegiatan pendampingan kepada guru yang mengajar.

Eko Budi Raharjo, guru IPA SMPN 5 Sleman yang menjadi guru pendamping, merasa mendapat teman berbagi untuk meningkatkan proses pembelajaran. “Saya tadi mengajak siswa melakukan beberapa percobaan getaran di kelompok yang berjumlah 5-6 siswa. Ternyata dari hasil diskusi dengan fasilitator yang mendampinginya, ada beberapa siswa yang pasif hanya bergantung pada temannya. Ke depan saya akan membentuk kelompok 3-4 siswa. Laporan percobaan siswa juga masih perlu ditingkatkan, terutama dalam mencari kesimpulan”, katanya.

Sementara Kepala SDN Ngoto, Sutinem, menyampaikan rencananya untuk mengajak para guru agar menerapkan hasil pendampingan dari fasilitator. ”Kami juga akan mengajak para guru untuk selalu menerapkan prinsip pembelajaran aktif secara efektif. Sebagai langkah awal, mulai besok, kami juga akan melaksanakan kegiatan membaca senyap setiap hari selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai, terutama agar minat dan keterampilan membaca siswa meningkat,” tukasnya setelah berdiskusi dengan para fasilitator.

Para fasilitator nasional ini akan melatih fasilitator kabupaten/kota melalui ToT provinsi, yang kemudian akan melatih lebih dari 1.000  fasilitator daerah yang dipersiapkan untuk melatih para guru sekolah mitra melalui forum KKG atau MGMP. Para fasilitator yang terdiri dari unsur guru, kepala sekolah, dan pengawas, diharapkan senantiasa mengembangkan komunitas belajar secara terus menerus. Bila hal itu dilakukan konsisten, maka guru akan menjadi pembelajar sepanjang hayat dan terjadi perbaikan proses pembelajaran secara berkelanjutan.


Share this article :

Post a Comment

 
Copyright © 2017. Aceh News - All Rights Reserved

Distributed By Aceh News | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile JOIN AS WWW.ACEH NEWS.COM PLEASE CONTACT : 08126943363

Proudly powered by Aceh News